Apmikimmdo DIY mendorong kolaborasi semua pihak guna memajukan UMKM. Sektor UMKM selalu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi, pada masa covid sektor UMKM sangat terpukul tetapi saat ini sudah sepenuhnya beroperasi. Dalam hal ini, Apmikimmdo memiliki tiga strategi kolaborasi memajukan UMKM khususnya di DIY.
“Apmikimmdo DIY memiliki strategi kolaborasi memajukan UMKM yaitu meningkatkan kemampuan membaca selera atau tren pasar, peningkatan kemampuan literasi digital dan membangun jaringan pemasaran dalam negeri/luar negeri. Memajukan UMKM adalah tanggungjawab semua pihak: Pemerintah, Apmikimmdo/Asosiasi, lembaga perbankan, dan perguruan tinggi,” kata Ketua Apmikimmdo DIY , Koperasi dan Digital Marketing Apmikimmdo DIY, Kun Anggoro di Yogyakarta.
Kun Anggoro menjelaskan strategi meningkatkan kemampuan membaca selera pasar antara lain melalui program kurasi yang dilakukan oleh ahli sesuai dengan produk dan pasar yang dituju. Kemudian Business Meeting berupa interaksi langsung antara UMKM dan buyer. Selanjutnya mengikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan pameran bekerjasama dengan pemerintah baik di dalam maupun luar negeri.
“Strategi peningkatan kemampuan literasi digital dengan mendorong UMKM untuk memanfaatkan platform-platform marketplace dan meningkatkan kemampuan UMKM atas aspek-aspek ekonomi digital,” tambahnya.
Strategi membangun jaringan pemasaran dalam negeri/luar negeri, dapat diwujudkan dengan kerjasama dengan partner yang mempunyai workshop di luar negeri (Australia, Eropa dan Amerika) sebagai sarana penjualan whole sell/direct sell. Selanjutnya, pengiriman kolektif menggunakan kontainer untuk mengurangi biaya ekspedisi serta kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar sebagai penjamin/asuransi
“UMKM adalah sektor yang fleksibel dan mudah beradaptasi. Jumlah UMKM sekitar 64 juta unit usaha/99% dari keseluruhan unit usaha dan menampung 97% tenaga kerja nasional serta memberikan kontribusi 60,5% atau Rp 8500 triliun terhadap PDB 2020,” tandas Kun Anggoro.
Namun sayangnya, Kun Anggoro mengungkapkan sebagian besar alias 71%)UMKM belum punya akses permodalan bank/non bank di 2020 berdasarkan data AFPI. Permasalahan yang masih dihadapi UMKM lainnya yakni akses pasar, produktifitas dan kualitas, penguasaan teknologi dan suplai bahan baku. Kontribusi terhadap ekspor 15,69% pada 2021. Dengan kondisi tersebut, UMKM harus didorong agar bisa naik kelas melalui berbagai upaya seperti adaptasi sistem informasi digitl, agresif di pasar domesrik, tansformasi bisnis hingga menongkatkan kemampuan permodalam.
“Upaya yang dapat dilakukan dalam beradaptasi digitalisasi UMKM seperti melakukan pelatihan untuk meningkatkan literasi digital dan mendorong UMKM memanfaatkan sistem IT terintegrasi. UMKM juga harus agresif baik di pasar domestik dan internasional dengan aktif mengikuti pameran dan bisnis kontak maupun fasilitasi market channeling melalui bisnis meeting, fasilitasi ekspor,” terangnya.
Lebih lanjut, Kun Anggoro menyatakan UMKM perlu bertransformasi bisnis dengan meningkatkan kemampuan SDM serta kualitas, kuantitas dan standar produk (Mekanisasi dan otomasi). Tidak kalah pentingnya, meningkatkan kemampuan permodalan, akses fasilitas pendanaan UMKM Bank/Non Bank, secara tidak langsung akan memperbaiki sistem keuangan usaha
Pada Tanggal 22 Juli 2024 Pengurus Apmikimmdo mengahadiri Rapat Kerja Setnas ASEAN dan Focus Group Discussion ...
Know MoreBulan bersinar pada malam hari di tenggara Keraton Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sabtu penuh sukacita ta...
Know MorePada Tangga 19 Juli 2024 Pengurus DPP APMIKIMMDO melakukan pertemuan dengan ATASE di Manila Filipina dari jam ...
Know MoreMatahari terbit di puncak Gunung Merapi Yogya. Jumat pagi jam 10 waktu Indonesia telah terjalin kolaborasi ant...
Know MorePada Tanggal 15 Juli 2024 Apmikimmdo DPC Kota Tangerang melakukan audiensi dengan Dinas Perdagangan Perindustr...
Know MorePada Tanggal 11 Juli 2024 Ketua Umum APMIKIMMDO Dr. Laurensius Manurung, SE., M.M sedang melakukan wawancara d...
Know More